.post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Rabu, 17 April 2013

Keorganisasian

Pengertian, Definisi dan Arti Organisasi - Organisasi Formal dan Informal 


1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Pengorganisasian.
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

UNSUR – UNSUR ORGANISASI
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut :
• Sebagai wadah atau tempat untuk bekerja sama.
• Proses kerja sama sedikitnya antara dua orang
• Jelas tugas dan kedudukannya masing-masing
• Ada tujuan tertentu
1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaimana cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan. Pengertian tempat di sini dalam arti yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.
2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.
4. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisasi secara baik akan mendapat keuntungan antara lain sebagai berikut :
- Pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif

Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah :
- Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
- Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
- Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
- Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.


kata orang "tak ada demokrasi bila tak ada ruang publik". Mungkin terlalu ekstrem tapi begitulah adanya. Juergen Habermas pernah mengatakan hal senada. Ruang publik dimaknainya sebagai pemanfaatan ruang oleh orang-orang yang membicarakan topik persoalan bersama. Partisipan dalam ruang publik tidak membicarakan kepentingan masing-masing. Semua partisipan berperan aktif, berkedudukan setara, dan berbicara bebas tanpa tekanan oknum lain. Singkat kata, sebenarnya ruang publik menawarkan pembelajaran berdemokrasi.

Begitu pula dengan Ruang Kemahasiswaan (RK) FISIP UAJY, dan ruang-ruang kemahasiswaan di lain fakultas maupun universitas. Kurang lebih fungsinya sama dengan tesis Habermas.

Selain sebagai ruang berdiskusi, RK biasa dimanfaatkan sebagai ruang arsip kegiatan mahasiswa. Bahasa sehari-harinya ialah pemanfaatan RK sebagai "gudang"nya arsip.

Problem yang kini santer ialah rencana relokasi RK FISIP UAJY. Akhir-akhir ini sebagian mahasiswa –khususnya yang merasa terusik dengan isu ini- merasa cemas. Ruang Kemahasiswaan yang selama ini menjadi tempat mengaktualisasikan diri atau kelompok kurang mendapat kejelasan masa depannya.

Memang dari pihak fakultas dan universitas telah merespon "suara-suara protes" berkaitan dengan relokasi ini. Tapi feedback dari fakultas dan universitas itu hanya diterima oleh sebagian kecil mahasiswa FISIP UAJY.

Nah, untuk memperkecil terjadinya kemungkinan miskomunikasi dan misinterpretasi antar kedua pihak- mahasiswa dan fakultas/universitas- maka kami, BEM FISIP UAJY sebagai fasilitator, mediator, dan aspirator sekaligus akan mengadakan diskusi terbuka. Inti dari pertemuan ini semata-mata untuk memperjelas, meluruskan perihal relokasi RK FISIP UAJY ini. Harapannya didalam pertemuan ini semua pihak dapat menemukan solusi bersama.(hen)

B. Teori Organisasi Klasik
    B.1. Fayol (1841 - 1925) :
           Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas :
           1. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengoranisirnya.
           2. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
           3. Financial ; kegiatan pembelanjaan.
           4. Security ; kegiatan menjaga keamanan.
           5. Accountancy ; kegiatan akuntansi
           6. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri atas :
                                - Planning ; kegiatan perencanaan<>
                                - Organizing ; kegiatan mengorganiisasikaan
                                - Coordinating ; kegiatan pengkoorrdinasiian
                                - Commanding ; kegiatan pengarahann
                                - Controlling ;  kegiatan penngawasaan
           Selain hal tersebut diatas, asas-asa umum manajemen menurut Fayol adalah :
           - Pembagian kerja
           - Asas wewenang dan tanggungjawab<>
           - Disiplin
           - Kesatuan perintah
           - Kesatuan arah
           - Asas kepentingan umum
>
           - Pemberian janji yang wajar
           - Pemusatan wewenang
           - Rantai berkala
           - Asas keteraturan
           - Asas keadilan
           - Kestabilan masa jabatan
           - Inisiatif
           - Asas kesatuan

    B.2.  James D. Mooney :
           Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen adalah :
           a. Koordinasi
           b. Prinsip skala
           c. Prinsip fungsional
           d. Prinsip staf


C. Teori Hubungan Antar Manusia (1930 - 1950)
    Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan
    mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk
    menunjang tingkat produktifitas kerja.
    Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem
    sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya
    bisa lebih tinggi.






Tiori Organisasi
Seperti halnya teori yang lain, pemahaman teori organisasi diawali dari kata “organisasi” itu sendiri. Organisasi diambil dari kata “organon” (Yunani) yang berarti alat, yang bisa kita terjemahkan sebagai sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama.

Jadi ada dua hal yang penting di sini yang harus ada dan dipahami secara gamblang:
  1. “sekumpulan orang”
Artinya organisasi terdiri minimal atas dua orang yang punya interaksi satu sama lain
  1. “tujuan” (yang sama)
Interaksi tersebut terbentuk karena memiliki visi / misi / kegiatan lain yang baik secara terstruktur atau tidak untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran
Di samping dua hal wajib tersebut sebenarnya masih ada “Culture” dan “Environment”, dan mungkin di uraian di bawah akan ada lagi komponen-komponen lain yang muncul bila organisasi dipandang dari sudut yang berbeda dan yang lebih detail.
Organisasi sebagai sebuah teori dapat dipelajari dari berbagai ilmu
  1. Sosiologi (ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat)
  2. Ekonomi (ilmu yang mempelajari sifat manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang/jasa)
  3. Psikologi (ilmu yang mempelajari jiwa/mental terbatas pada manifestasi dan ekspresi jiwa/mental berupa proses, tingkah laku, atau kegiatan)
  4. Politik (ilmu yang mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan dalam pembuatan keputusan, peran dan sistem pemerintahan termasuk pemerintah dan organisasi internasional, perilaku politik dan kebijakan publik)
  5. Manajemen (seni mengatur dan melaksanakan, belum ada definisi jelas)
dan kajian-kajian terhadapnya disebut sebagai studi organisasi, perilaku organisasi, atau analisa organisasi. Dua hal ini yang membentuk perspektif dalam teori organisasi bisa bermacam-macam.
Komponen dasar sebuah organisasi dilihat dari hasil studi organisasi adalah:
  1. Anggota
  2. Tujuan
  3. Kegiatan
  4. Komunikasi
  5. Lokasi
  6. Bentuk
  7. Perilaku dan Budaya


Kegiatan Dalam Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi klasik oleh Fayol (1841-1925) mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas :
1. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengoranisirnya.
2. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
3. Financial ; kegiatan pembelanjaan.
4. Security ; kegiatan menjaga keamanan.
5. Accountancy ; kegiatan akuntansi
6. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri atas :
·         Planning ; kegiatan perencanaan
·         Organizing ; kegiatan mengorganiisasikaan
·         Coordinating ; kegiatan pengkoorrdinasiian
·         Commanding ; kegiatan pengarahann
·         Controlling ; kegiatan penngawasaan
·         Selain hal tersebut diatas, asas-asa umum manajemen menurut Fayol adalah :
·         Pembagian kerja
·         Asas wewenang dan tanggungjawab
·         Disiplin
·         Kesatuan perintah
·         Kesatuan arah
·         Asas kepentingan umum
·         Pemberian janji yang wajar
·         Pemusatan wewenang
·         Rantai berkala
·         Asas keteraturan
·         Asas keadilan
·         Kestabilan masa jabatan
·         Inisiatif
·         Asas kesatuan


Hubungan Antar Invididu
Dalam organisasi yang dilihat dari sudut pandang hubungan struktural, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para pemimpin organisasi bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bisa lebih tinggi.


Bentuk Organisasi
  1. Organisasi Struktural
Pada umumnya adalah sebuah organisasi formal yang memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang mengatur operasionalitas dan hubungan antar lembaga dan manusia dalam organisasi tersebut. Contoh organisasi ini jelas, antara lain adalah perkumpulan / serikat / partai, perusahaan, pemerintahan (Negara sebagai sebuah organisasi besar sampai pada tingkat pemerintahan terendah misal Rukun Tangga / Lingkungan). Organisasi struktural merupakan bentuk organisasi dengan kompleksitas tertinggi karena di dalamnya muncul berbagai kepentingan / interest terutama di sisi ekonomi dan politik.


  1. Organisasi tanpa bentuk
Organisasi tanpa bentuk pada umumnya diawali dari sekumpulan individu yang memiliki kebiasaan dan kebutuhan yang sama dan tidak memerlukan sebuah anggaran dasar untuk melandasi perilaku dan hubungan antar manusia dalam kesehariannya. Contoh paling sederhana adalah keluarga. Di masa teknologi virtual sekarang ini juga muncul fenomena OTB virtual juga contoh adalah sebuah group milis, virtual society, dan lain-lain, di mana keanggotaan, lokasi, dan hubungannya juga virtual walaupun memiliki kesamaan tujuan atas dasar minat atau kebutuhan. Kondisi ini semakin meng-absurd-kan dasar organisasi yaitu keanggotan, lokasi, dan hubungan, dan juga memperkaya bentuk organisasi itu sendiri.


  1. Organisasi majemuk
Organisasi majemuk memiliki keunikan di ketidakkonsistenan antara anggaran dasar dan dengan hubungan antar individunya. Organisasi seperti ini (umumnya) memiliki anggaran dasar yang jelas, tetapi hubungan antar individunya lebih didasarkan sebagai hubungan sosial yang setara dan tidak bersifat fungsional. Fenomenanya adalah bukan pada ketidaktaatan individu untuk menerapkan anggaran dasar, tetapi umumnya berawal dari pada saat organisasi itu terbentuk yang lebih menerapkan hubungan sosial kekeluargaan antar individunya yang kemudian semakin menjadi semakin kompleks karena skala keanggotaan dan pembagian fungsi kerja antar individunya, juga karena organisasi tersebut mulai memerlukan hubungan dengan lingkungannya yang menuntut organisasi tersebut berbentuk secara struktural. Contohnya bisa jadi kelompok agama / sekterial dan lembaga sosial.


Budaya Organisasi
Perilaku dan Budaya (perilaku yang dilakukan secara konsisten dan sudah menjadi way of life) menampakkan kepribadian dari organisasi tersebut. Sebuah organisasi tanpa disadari memiliki budaya organisasi. Dalam organisasi formal, budaya organisasi perlu didefinisikan dari nilai-nilai dominan yang muncul yang kemudian ditetapkan sehingga membantu keefektifan organisasi tersebut.
Budaya organisasi meliputi:
  1. Pola kepercayaan
  2. Simbol-simbol
  3. Ritual dan Mitos
  4. Nilai praktis
Untuk menemukan budaya organisasi, perlu dipahami dari berbagai sumber antara lain:
  1. Cerita : sejarah, ruang lingkup usaha/kegiatan, hubungan usaha, orang-orang penting, dsb
  2. Ritual : kegiatan-kegiatan yang secara rutin / sering dilakukan misal pemilihan ketua, pemberian hadiah, dll
  3. Simbol material : benda atau perangkat yang sering digunakan
Budaya organisasi pada akhirnya akan menunjukkan identitas organisasi tersebut baik untuk dikenali secara internal maupun eksternal.

 

Tingkatan keputusan dalam organisasi

Seorang pemimpin dalam organisasi selalu akan mengambil sebuah keputusan. Sebuah keputusan selalu mempunyai tingkatan-tingkatan tergantung pada situasi dan kondisi yang mempengaruhi keputusan tersebut.
Keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
  • Keputusan strategis
  • Keputusan bersifat taktis
  • Keputusan bersifat teknis
  • Keputusan operasional
Dengan semakin tingginya suatu jabatan seorang pemimpin, maka nilai dan bobot dari keputusan akan semakin besar nilai strategisnya. Ini dapat dicirikan sebagai berikut:
  • Jangka waktunya jauh ke depan,
  • Dampak terhadap kehidupan organisasional semakin kuat,
  • Cakupan dari keputusan tersebut bersifat menyeluruh.
Begitu pula dengan sebaliknya, semakin rendah kedudukan jabatan pimimpin  maka nilai dan bobot keputusan akan mengarah pada keputusan operasional. Dan ini dapat dicirikan sebagai berikut:
  • Jangka waktunya yang relatif pendek,
  • Dampaknya hanya dirasakan pada secara inkremental atau sesaat
  • Cakupan dari keputusan ini hanya menyangkut bagian tertentu dari suatu organisasi
Akan tetapi perlu diketahui bahwa seorang pimpinan puncak dapat saja mengambil suatu keputusan operasional sewaktu-waktu, ataupun sebaliknya seorang pimpinan tingkat rendah dapat saja mengambil keputusan yang bersifat strategis sewaktu-waktu.





TUJUAN ORGANISASI

Tujuan organisasi merupakan keadaan atau tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi di waktu yang akan datang melalui kegiatan organisasi.


Fungsi-fungsi tujuan:
1.Sebagai dasar bagi organisasi untuk mencapai hasil akhir.
2.Sumber legitimasi guna mendapat sumber daya.
3.Standart pelaksanaan.
4.Sumber motivasi
5.Dasar rasional pengorganisasian.


Parrow membagi tujuan menjadi :
1.Social goals  : Tujuan Kemasyarakatan
2.Output goals : Pelaksanaan fungsi organisasi.
3.System goals  Pelaksanaan fungsi organisasi
4.Produk goals : Karakteristik barang yang di buat
5.Derivide goals: Tujuan turunan



Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut :
• Sebagai wadah atau tempat untuk bekerja sama.
• Proses kerja sama sedikitnya antara dua orang
• Jelas tugas dan kedudukannya masing-masing
• Ada tujuan tertentu
1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaimana cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan. Pengertian tempat di sini dalam arti yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.

2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.
4. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisasi secara baik akan mendapat keuntungan antara lain sebagai berikut :
- Pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif
Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah :
- Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
- Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
- Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
- Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.



Menurut Peter Drucker
Unsur yang harus ada dalam organisasi :
1.Posisi yang akan di rebut.
2.Produktivitas atau efisiensi.
3.Sumberdaya
4.Provitabilitas
5.Inovasi dan Prestasi
6.Tanggung jawab soslial dan politik


Contoh 3 Jenis Tujuan :
Tujuan primer     : Nilai ekonomis yang di berikan pada masyarakat dalam bntuk barang dan jasa.
Tujuan kolateral  : Manfaat bagi masyarakat
Tujuan sekunder : Nilai ekonomis dan efektifitas dalam pencapaian.

STRUKTUR ORGANISASI


DPD HIMPUNAN PEMUDA DARUD DAWAH WAL IRSYAD ABDURRAHMAN AMBBO DALLE
(HIPDAD)
KABUPATEN BARRU PRIODE 2012 - 2016

I. MAJELIS PENASEHAT.
1. BUPATI BARRU.
2. KETUA MUI KABUPATEN BARRU.
3. KETUA KORDA DDI-AD KAB. BARRU.

II MAJELIS PEMBINA.
1. Drs. M. SYATIR ABBAS, M.H.
2. Drs. SAPARUDDIN LATIF.
3. Drs. H. MAQBUL ARIEF, M.Ag.
4. Dr. H. KAMARUDDIN HASAN, S.Ag., M.Pd.
5. Dr. AIDY SYAM, M.H.I.
6. MUHSIN MAHMUD, S.Pd.I.
7. H. CHAERULLAH, M.A.
8. MUKTI ALIMIN, S.H.

III. MAJELIS PENGURUS.
KETUA : MUHAMMAD IDRUS.
WAKIL KETUA : MUHAMMAD IQBAL.
SEKRETARIS : MUHAMMAD TAKDIR.
WAKIL SEKERTARIS : ISMAIL.
BENDAHARA : HASRAN TANNIPALU.
WAKIL BENDAHARA : NURAFIAH.

SUB BIDANG
A. DAKWAH DAN KOMUNIKASI UMAT:
1. JUMARDIN.
2. ASRI
3. ALI RIDHA.
4. LIA SATRIANI.
5. IRFAN.

B. PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN KADERISASI.
1. MASRUR.
2. ASRIANSA.
3. ABRAM.
4. RAHMAT SETIAWAN.
5. JASMANIA.

C. PENGKAJIAN DAN PENELITIAN.
1. ABDUL RAHIM.
2. AHMAD HENDRA.
3. NASRA.
4. MUH. MULIADI.
5. DARULLAH.

D. PEMBERDAYAAN WANITA.
1. LAILA SAFRIANI.
2. RITHA AMIYATI HAMID.
3. SISKA ARIEF.
4. DEWI SYARKIAH SYARIF.
5. FATIMAH SARI.

E. SENI DAN BUDAYA.
1. MUHAMMAD MUHAEMIN.
2. CHAERIL ANWAR.
3. AGUNG PRADANA.
4. ANDI HAERUL.
5. ISMAIL ARIFIN.

F. OLAHRAGA.
1. ABDUL RAHMAN.
2. ALIMUDDIN.
3. SUBHAN.
4. SYAHRIL.
5. HENDRA UMAR.

G. PENGEMBANGAN EKONOMI DAN KESEJAHTRAAN ANGGOTA.
1. SK YUSUF KHATAB.
2. HUSNUL YAQIN.
3. RADINAL.
4.KHALISAH DIAN HIDAYAT.
5. HILMIAH MARJUAH.

Selasa, 09 April 2013

Sejarah Darud Da'wah Wal Irsyad Abdurrahman Ambo Dalle

AG. KH Ambo Dalle dan DI/ TII Kahar Muzakkar Dalam perjalanan hidup KH. Ambo Dalle sebagai seorang pejuang (tanpa tanda jasa) dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang selalu dekat dengan masyarakat dan pemerintah, tidak selalu mulus dan menggembirakan, tetapi kadang terkendala dan cukup menyedihkan. Sebagaimana halnya ketika KH. Ambo Dalle dalam perjalanan menuju Makassar dalam rangka mengurus pendirian perguruan tinggi DDI di awal perkembangannya, beliau diculik di Desa Belang-belang Kabupaten Maros oleh pasukan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Kahar Muzakkar, yang sedang bergerilya menyusun kekuatan menentang pemerintah RI untuk mendirikan negara Islam, dan mengambil basis pertahanan di hutan belantara, Sulawesi Selatan. Peristiwa yang menegangkan itu terjadi pada tanggal 18 Juli 1955, ketika itu mobil KH. Ambo Dalle yang dikemudikan oleh Abdullah Giling (pembonceng setia dan sekretaris pribadinya dicegat oleh sekawanan tentara bersenjata lengkap, yang tidak memberi kesempatan kepada KH. Ambo Dalle untuk berbicara, langsung mengusungnya masuk ke hutan bergabung dengan pasukan Kahar Muzakkar. Dia dibawa dari Maros ke daerah Luwu, di suatu daerah terpencil, yaitu di Desa Ranteballa, sebuah kampung di kaki Gunung Latimojong. Niat Pimpinan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) menculik KH. Ambo Dalle ternyata sudah lama. Mereka telah beberapa kali mencoba melakukan dengan menghadang mobil, seperti ketika akan ke Pare-pare dari Mangkoso, beberapa waktu sebelumnya. Waktu itu itu Abdullah Giling yang menyetir. Dari jauh ia sudah melihat ada pasukan DI/TII. Tanpa komentar ia langsung memutar mobil dengan kecepatan tinggi untuk kembali ke arah Mangkoso. Kami berenam dihadapkan pada pimpinan DI/TII, Kahar Muzakkar. Pada pertemuan itu, Kahar Muzakkar tampa sangat gembira. “Alhamdulillah, Pak Kiai sudah di tengah kita. Insya Allah, dengan doa Pak Kiai perjuangan kita akan mencapai kemenangan,” demikian ucapan Kahar Muzakkar pada perjumpaan denga kami. Kisah KH. Ambo Dalle. Pada tahun 1957, KH. Ambo Dalle bersama dengan rombongan dibawa ke kampung Soro dekat Maroangin daerah Wajo (Tinggal selama 2 tahun), dengan pasukan satu batalion dari pengawal Detasemen Abdul Qahar Muzakkar. Di sana KH. Ambo Dalle membuka pesantren, kemudian kembali lagi ke daerah Luwu tepatnya di Kota Kecamatan Bajo, Palopo Selatan dan di sana beliau membuka Perguruan Tinggi Agama Islam yang diberi nama Perguruan Tinggi “Al-Qasas”. Di daerah itulah beliau bersama dengan Menteri Pendidikan DI/TII, B.S. Baranti, selalu mendapat serangan bom dari pesawat AURI disertai peluru 12, 7 yang cukup menyeramkan dan mengerikan. Di Bajo inilah Panglima Besar Revolusi Abdul Qahar Muzakkar menyerahkan dua orang putranya (Hasan dan Guril) kepada K.H. Abdurrahman Ambo Dalle untuk dididik sebagai santri. Berhubung karena daerah Luwu tidak aman, maka K.H. Abdurrahman Ambo Dalle dibawa ke daerah Sumpakburungan, (daerah Wajo atau wilayah Kecamatan Pitumpanua). Di sanalah diadakan pendidikan yang disebut dengan “Kader Forming” di mana semua Perwira DI/TII mengikutinya termasuk Abdul Qahar Muzakkar. Di medan inilah tercipta beberapa pemufakatan tentang manajemen dan strategi perjuangan serta hukum-hukum Islam termasuk di dalamnya bagaimana meng-istimbath hukum dari al-Quran dan sunnah (hukum pidana dan hukum perdata serta hukum revolusi Islam) yang kadang menghasilkan hukum mati, qisas, potong tangan, dan sebagainya. Di sini pulalah terjadi perdebatan yang sangat seru antara K.H. Abdurraham Ambo Dalle dkk, dengan ulama lainnya seperti Marzuki Hasan, K.H. Maksum yang berpihak pada pendapat Abdul Qahar Muzakkar dalam masalah poligami. Selama lebih kurang 8 tahun K.H. Abdurrahman Ambo Dalle di hutan sebagai penasehat Kahar, namun akhirnya Anregurutta sebagai ulama Aswaja merasa kurang cocok dengan pendapat Kahar yang tidak menghiraukan mazhab, terutama dalam memahami QS. al-Nisaa (4) : 4. K.H. Abdurrahman Ambo Dalle memahami kandungan ayat ini, jumlah isteri maksimal 4 orang, sementara Kahar mempunyai isteri berjumlah 9 orang. Bersamaan dengan konflik itu, muncul pula tuduhan dari salah seorang kiai yang berasal dari Pulau Jawa, yang termasuk perangkat Negara bentukan Kahar. K.H. Abdurrahman Ambo Dalle dianggap disusupkan oleh TNI untuk mematai-matai pasukan Kahar Muzakkar. Lalu ia pun mengungsikan K.H. Ambo Dalle ke Sulawesi Tenggara. Pada tahun 1963 TNI di Sulawesi Selatan di Bawah komando M. Jusuf memerintahkan pasukan untuk mengembalikan K.H. Abdurrahman Ambo Dalle ke kota dalam keadaan selamat.
Suatu saat di Belawa-belawaE, wilayah Kecamatan Siwa Kabupaten Wajo, kami terpisah dengan pasukan yang mengawalnya. Saya Mendengar suara pasukan yang berbahasa bugis, rupanya pasukan TNI yang dipimpin Andi Patonangi. Saya bersembunyi di balik pohon, kemudian meyuruh salah seorang agar mendekati pasukan TNI itu bahwa kami ada di sekitar mereka. Tuturnya. Pada saat pasukan TNI pimpinan Andi Patonangi melewati tempat persembunyian saya, saya, mengucapkan, “Alhamdulillah,” yang didengar pasukan Andi Patonangi. Mereka menyambutnya dengan ucapan serupa, “Alhamdulillah.” Andi Patonangi kemudian mengantar kami kembali masuk ke kota menemui Panglima Jusuf. Demikian cerita Ambo Dalle ketika berada di hutan. Keberadaan K.H. Abdurrahman Ambo Dalle di hutan tidak merubah pendiriannya dalam hal yang diyakininya. Ia tetap konsisten menganut dan mengembangkan ajaran atau mazhab Ahlussunnah Wal-Jamaah, meskipun ajaran yang berlaku di wilayah kekuasaan Kahar Muzakkar adalah ajaran yang tidak menghiraukan mazhab. K.H. Abdurrahman Ambo Dalle mencoba meluruskan, bahwa laki-laki maksimal hanya boleh mengawini empat orang isteri. Namun Kahar Muzakkar dan pengikutnya tetap mempertahankan keyakinannya. Dan kedua pendapat itu rupanya tidak bisa lagi dipertemukan. Selama berada di hutan bersama gerombolan Kahar Muzakkar, K.H. Abdurrahman Ambo Dalle lebih banyak mengisi waktunya dengan kegiatan pengajian. Ia pernah diangkat sebagai menteri pendidikan dan wakil presiden DI/TII oleh Kahar Muzakkar. Bahkan, konon ia sempat juga memangku jabatan Presiden DI/TII ketika Kahar Muzakkar sedang mengadakan gerilya ke luar hutan. Selain itu memberikan pelbagai fatwa agama juga bercocok tanam dengan para pengikutnya. Gurutta secara tekun memperdalam ilmunya melalui bacaan-bacaan yang berupa kitab-kitab dan terutama sekali al-Quran. Dan ia sama sekali tidak pernah ikut memanggul senjata selama berada di hutan, sebagaimana anggota gerombolan DI/TII lainnya. Selama enam bulan pertama ia berada di hutan, isteri K.H. Abdurrahman Ambo Dalle masih tetap berada di Pare-pare bersama putra pertamanya yang masih berumur sekitar empat tahun. Dan selam enam bulan itu pula ia harus mengurusi dirinya sendiri. Setelah itu, anak dan isterinya disusulkan ke hutan. Selama dua tahun keluarga Gurutta tinggal dihutan, sebelum pada akhirnya ia dan keluarganya dibuang ke Sulawesi Tenggara